image source: here
"I don't want to see a world without Augustus Waters in it."

Aku akan menceritakan versi singkat film ini ya jadi kalo kalian yang belum pernah nonton ini mungkin bisa di skip aja, film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Hazel Grace yang mempunyai kanker paru-paru dari kecil. Hazel hampir bisa dibilang tidak punya kehidupan kecuali dengan satu bukunya. Lalu ia mulai memasuki grup konseling penderita kanker yang direkomendasikan dari dokternya agar ia mempunyai teman. Disana ia bertemu dengan Augustus Waters yang sudah sembuh dari kanker tulang kaki (?). Mulai berteman dari sana lalu bertukar buku. Augustus menyukai buku yang dipinjam dari Hazel. Bukunya mempunyai ending yang menggantung. Augustus mempunyai ide untuk mengemail penulisnya agar menceritakan endingnya, yang ternyata direspon dengan baik dan diundang ke Australia, Hazel pun diundangnya. Tetapi keuangan biaya keluarga Hazel tidak mencukupi karna biaya perobatan. Augustus mempunyai ide untuk menggunakan keinginan kanker-nya dari sebuah lembaga dan akhirnya merekapun pergi. Lalu disana ternyata penulis itu mabuk dan tidak ingin melanjutkan kisah tersebut. Augustus ternyata mengabarkan Hazel bahwa kankernya kembali dan kali ini tidak hanya kaki tetapi seluruh badannya. Dan saat ia kembali dari Australia, ia harus menjalani pengobatan. Beberapa minggu setelahnya Augustus meninggal.

Hal-hal dari yang aku suka tentang film ini:
- Senyumnya Augustus Waters ( Ansel Elgort ) semenjak ia tidak sengaja bertemu dengan Hazel. Atau disaat konseling yang Gus & Hazel saling menatap dan menaikkan alis masing-masing. Omaygat, my heart just drop. Disetiap Gus senyum, I can feel myself smiling too ( I know this seem bullshit but it's the truth!)
- Betapa romantisnya Gus & Hazel didalam film ini. Waktu aku baca novelnya, aku membayangkan Shailene & Ansel tetapi tidak sampai tersenyum-senyum. Dan difilm ini? Aku bisa tersenyum setiap Gus mencoba menggoda Hazel, kayaknya film ini berhasil deh part romantisnya;) Good job Shai & Ansel!
- Gus on the airplane. It's one of my favorite. Saat ia konyol dengan melihat pesawat terbang, atau saat melakukan percakapan dengan ibunya Hazel (ssst aku gamau ini jadi spoiler)
- Hazel & Isaac's speech. Bisa dibilang aku menangis setiap menonton bagian ini ( btw aku nonton 2x loh!)
"Some infinities are bigger than other infinities. A writer we used to like taught us that. There are days, many of them, when I resent the size of my unbound set. I want more numbers than I'm likely to get, and God, I want more numbers for Augustus Waters than he got. But Gus, my love, I cannot tell you how thankful I am for our little infinity. I wouldn't trade it for the world. You gave me a forever within the numbered days, and I'm grateful."
Walaupun dari semua kesukaan ku diatas, aku sebenernya agak gasuka waktu Shailene harus potong rambutnya menjadi sependek itu, karna Shailene cantik dengan rambut panjangnya! Walaupun gak membuat Shailene jadi jelek juga sih. Ansel? I think he's perfect. Aku juga agak kecewa dengan pilihan dress Hazel di Australia, waktu aku membaca buku-nya aku memikirkan yang lebih sweet atau yang lebih edgy mungkin? Difilm itu rasanya dress itu kurang cocok.
Tapi aku rasa dari semua itu, film ini menurutku tidak terlalu jauh melenceng dari bukunya kok walaupun ada beberapa detail yang tidak difilmkan (aku gak akan nyebutin satu-satu karna itu akan menjadi spoiler bagi kalian yg belom baca bukunya)
Tapi walaupun kalian belum baca bukunya, aku yakin kalian mungkin akan langsung jatuh cinta dengan film ini.
Enjoy!
"I'm in love with you, and I know that love is just a shout into the void, and that oblivion is inevitable, and that we're all doomed and that there will come a day when all our labor has been returned to dust, and I know the sun will swallow the only earth we'll ever have, and I am in love with you.” ♥♥
0 komentar:
Posting Komentar